Selasa, 12 Juni 2012

Cara menyetel celah klep/katup motor tua 4 tak

Cara menyetel celah klep/katup motor tua 4 tak


Sebagai gambaran sebuah motor baru dan tua tentu berbeda ukuran celah klepnya, untuk motor baru atau semi baru yakni dua tahun atau setahun maka patokan penyetelan klep tentu berdasarkan ketentuan pabrikan. Akan tetapi untuk motor tua apalagi komponennya yang sudah aus dan sebagian ada yang diganti partsnya dan sebagian lagi tidak diganti, tentunya celah klep ukuran yang tepat perlu dilakukan percobaan untuk mendapatkan hasil pembakaran pada ruang bakar dalam hal ini yang menjadi ajang ialah sebuah sepeda motor merek Suzuki Shogun kebo keluaran 1996. Sekilas balik pada 1996, jenis motor yang satu ini menjadi pionir untuk kelas bebek 4 tak di antara mereka pendatang baru selain daripada merk motor Jepang yang satu ini: Honda.
      Bisa dipastikan sebagai pionir untuk jenis bebek 4 tak selain Honda, maka komponen Shogun tentunya langsung didatangkan dari negeri Sakura itu, dan belum diproduksi di Thailand maupun di daerah lokal. Dan daya tahannya memang cukup bagus pada motor merek ini yang telah berusia 12 tahun. Kondisi Shogun milik penulis sebagai berikut, silinder masih asli oversize 0,50. Stang seher masil aslinya, rantai keteng masih asli, noken as masih asli. Penggantian yang dilakukan empat tahun yang silam adalah pada bagian katup, seher/piston, ring seher, pelatuk klep, plat kopling, host kopling otomatis berikut kanvasnya. Selain bagian yang disebutkan itu ialah bagian kelistrikan yang sudah diganti, spul, koil, dan pulser. CDI masih menggunakan yang aslinya.
      Kembali pada ukuran celah klep, pada penyetelan klep isap 0,6 mm dan 0,25 mm sementara klep buang lebih lebar 0,5 daripada klep isap, maka hasilnya kurang memuaskan terutama menyangkut suara klep yang berisik sewaktu mesin dalam keadaan hidup. Begitu pun pada penyetelan klep kurang lebih 0,05 mm, hasilnya memang halus, akan tetapi pada pagi hari susah untuk dihidupkan dengan kickstarter, baik menarik tuas chooke maupun tanpa chooke.
      Selanjutnya penulis mengubah setelan klep masuk/intake itu menjadi 0,1 mm, exhaust 0,15 mm. Hasilnya sementara ini dalam pemantauan dan masih lebih baik daripada setelan 0,05 mm, pada pagi hari bisa distart tidak sesulit setelan 0,05 mm. Semua perubahan setelan klep yang dilakukan di atas, tanpa mengubah setting karburator, dan ada perbedaan mencolok antara 0,05 mm pada celah klep masuk itu mesin pada putaran sedang terasa brebet. Padahal pada stelan yang renggang antara 0,1 hingga 0,6 brebet itu hilang, dan mesin dapat berjalan dengan rata serta tarikannya di jalanan cukup baik dapat melesat tanpa hambatan.
      Oh, ya dari pengamatan sementara stelan celah klep 0,1 intake/isap dan 0,15 exhaust/buang masih terdengar suara klep walaupun tidak terlalu berisik. Perbedaan stelan celah katup isap dan buang itu dapat digambarkan sebagai berikut. Payung klep isap lebih lebar dibandingkan lebar payung klep buang, dan penyetelan klep isap yang lebih rapat 0,5 mm dibandingkan klep buang berarti klep isap lebih lama mengisap bahan bakar dibandingkan ruang bakar membuang sisa pembakaran. Diulangi lagi, penyetelan klep buang yang lebih lebar dibandingkan klep masuk berarti klep buang lebih cepat menutup, dan itu artinya klep buang juga lebih sedikit membuang volume sisa pembakaran dari ruang bakar mesin. Dalam segala hal lebar payung klep masuk yang besar dan klep lebih lama terbuka maka volume bahan bakar yang diisap lebih besar dibandingkan volume sisa pembakaran yang dibuang.
Sekian untuk sekali ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tips Atasi Ban mobil berisik

Tips Atasi ban mobil berisik mbah subowo bin sukaris Kembangan ban mobil yang salah posisi bisa jadi sumber berisik dari kaki-kaki mobil.   ...